JEJAK KARYA

Selasa, 16 Oktober 2007

Siapakah Adinegoro?

Alimbas, Adinegoro lima belas, sebutan lain sekretariat HMI cabang Medan dan HMI Badko Sumut yang beralamat di Jl. Adinegoro no 15 Medan. Sampai-sampai Alimbas di abadikan dengan sebuah lagu yang selalu dinyanyikan setiap Latihan Kader I.
Meski lagu ini sering dinyanyikan, bisa dipastikan kader HMI tak banyak yang tahu siapa Adinegoro. Berikut uraian biografinya, yang juga menjadi inspirasi dalam menentukan nama blog ini.


Adinegoro adalah tokoh Pers Nasional. Nama aslinya adalah Djamaluddin gelar Datuk Madjo Sutan. Lahir di Talawi, Sumatera Barat, pada tanggal 14 Agustus 1904. Ia adalah adik sastrawan Muhammad Yamin. Mereka saudara satu bapak, tetapi lain ibu.

Adinegoro terpaksa memakai nama samaran karena ketika bersekolah di Stovia ia tidak diperbolehkan menulis. Padahal, pada saat itu keinginannya menulis sangat tinggi. Maka, dipakainyalah nama samaran Adinegoro tersebut sebagai identitasnya yang baru. Ia pun bisa menyalurkan keinginannya untuk mempublikasikan tulisannya tanpa diketahui orang bahwa Adinegoro itu adalah Djamaluddin gelar Datuk Madjo. Oleh karena itulah, nama Adinegoro sebagai sastrawan lebih terkenal daripada nama aslinya, Djamaluddin.

Tulisannya dikenal karena mudah dibaca, populer, tajam, dan mudah dipahami meski pembaca bukan berpendidikan tinggi. Tahun 1931 setelah kembali dari sekolah di Eropa Adinegoro bekerja di Balai Pustaka dan memimpin koran Pewarta Deli di Medan.

Pada masa Jepang Adinegoro memimpin the Sumatera Shimbun daily. Setelah menjabat sebagai General Department Chief of Sumatera Chūō Sangi Kai, adinegoro pindah ke Bukittinggi. Setelah proklamasi kemerdekaan, Adinegoro menjabat sebagai Head of Sumatera National Committee. Dia mengajurkan masyarakat Sumatra untuk mengambil alih pemerintahan dari Jepang, dan medeklarasikan kemerdekaan dengan pemimpin lokal.
Adingoro juga mendirikan kantor berita Antara cabang Sumatera.

Pada 1947 kesehatan Adinegoro menurun, dan pindah ke Jakarta. Ketika kesehatannya mulai pulih, Adinegoro mulai menulis di Harian Waspada, Medan, dan Mimbar Indonesia.

Dalam dunia pers, Adinegoro dikenal sebagai guru yang peduli pada kaum muda. Adinegoro adalah pendiri Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta and Fakultas Komunikasi di Universitas Pajajaran, Bandung.


Karya-karya Adinegoro

Novel
1. Darah Muda. Batavia Centrum: Balai Pustaka. 1931
2. Asmara Jaya. Batavia Centrum: Balai Pustaka. 1932.
3. Melawat ke Barat. Jakarta: Balai Pustaka. 1950.

Cerita pendek
1. “Bayati es Kopyor”. Varia. No. 278. Th. Ke-6. 1961, hlm. 3—4, 32.
2. “Etsuko”. Varia. No. 278. Th. Ke-6. 1961. hlm. 2—3, 31
3. “Lukisan Rumah Kami”. Djaja. No. 83. Th. Ke-2. 1963. hlm. 17—18.
4. “Nyanyian Bulan April”. Varia. No. 293. Th. Ke-6. 1963. hlm. 2-3 dan 31—32.


Sumber:
1. Wikipedia
2. http://www.pusatbahasa.depdiknas.go.id/

Tidak ada komentar: