Diakibatkan oleh kondisi ekonomi pada masa pemerintahan penjajahan Jepang di Indonesia sangat banyak terjadi penindasan terhadap hak azasi manusia kaum perempuan. Pramoedya menghadirkan sebuah buku yang berisikan pengalaman pada saat melakukan pelayaran dipulau Buru. Banyak peristiwa-peristiwa memilukan, menyedihkan dari prilaku Jepang dipulau ini dan ketika kita membacanya maka kita akan merasa terharu, kita merasa berada dalam pristiwa itu.
Hasil karya ini merupakan sebuah pesan bagi kaum perempuan yang disusun berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Pada tahun 1943 tentara sekutu menjajah sebagian besar tanah air termasuk pulau Jawa. Tentara sekutu mengiming-imingkan janji indah pada masyarakat yang tertuju pada perawan Remaja di pulau Jawa didukung oleh kondisi ekonomi yang semakin pelik maka dengan mudahnya menerima janji indah dari tentara sekutu dimana tentara sekutu berjanji akan melanjutkan sekolah mereka di Jepang. Namun pada kenyataannya perempuan remaja Indonesia yang dibawa berlayar dipulau Buru bukun ke Jepang dan mereka dijadikan budak seks tentara sekutu.
Banyak korban yang bertemu pada Pramoedia dipulau Buru dan sebagian besar dari mereka menceritakan kisah mereka. Sumiati, Sutina, Sulastri, Suarti, Fatimah, dan masih banyak perempuan lain yang terlantar di pulau Buru tersebut bahkan sampai berumur tua, ada juga yang sampai menghabiskan derita hidup.
Masih adakah perempuan tawanan Jepang dipulau Buru saat ini ?
Apakah nama-nama yang disampaikan Pramoedia adalah saudara kita ?
Apakah penyebab ikutsertanya perempuan remaja Indonesia pada tentara Jepang ?
Bagai mana nasib mereka dipulau Buru tersebut ?
Apa yang dilakukan Pramoedia ketika menyaksikan peristiwa dipulau Buru ?
Temukan jawabannya pada buku “perawan remaja dalam cengkeraman militer” karya Pramoedia Ananta Toer.
Buku ini menggambarkan kisah hidup tragis dan perjuangan perlawanan kaum perempuan Indonesia dalam mempertahankan harga diri dan hak.
ditulis oleh :
Ningsih (ning_ozie@yahoo.com)
Bendahara Umum KOHATI HMI cabang Medan
Senin, 24 September 2007
PERAWAN REMAJA dalam Cengkraman MILITER
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ini buku bagus sekali. terutama membawa jiwa ini hadir dan menyaksikan ironi seorang anak pejabat kademangan menjadi "permaisuri" di pedalaman hutan di papua. Ia menjadi ibu suri dari kaum primitif. ironinya sangat menyayat hati, tragis.
ironi itu sangat nyata, satu kehebatan dari sang penulis realis.
Betapa peperangan membawa dampak paling menakutkan. Perang merubah sesuatu yang hormat menjadi hina, sesuatu yang berharga jadi tidak sama sekali. Perempuan adalah satu hal paling berdampak dari tragika ini.
best regard
fs : ozpaleo@gmail.com
Posting Komentar